Sebuah Renungan...
Dunia sering kali terasa menyesakkan, bukan? Ada begitu banyak harapan, mimpi, dan keinginan yang kadang tidak tercapai. Lalu, kita bertanya-tanya: mengapa hidup terasa begitu berat? Padahal, saat pertama kali datang ke dunia ini, kita tidak membawa apa-apa. Dulu, kita hidup tanpa mengeluh tentang apa yang tidak kita miliki. Lalu, apa yang membuat kita berubah?
Sering kali, keluhan muncul saat kita lupa bahwa Tuhan selalu mencukupi kita. Dia adalah Tuhan yang tidak pernah berubah. Sejak awal kehidupan, Dia memberi kita segalanya—bahkan ketika kita tidak bisa mengusahakan apa pun. Namun kini, saat kita mampu berusaha, kita merasa semua yang kita capai adalah hasil jerih payah kita sendiri. Kita lupa bahwa setiap langkah, setiap rezeki, adalah karunia dari-Nya.
Mengapa harus iri dengan pencapaian orang lain? Hidup ini bukanlah perlombaan melawan sesama. Standar keberhasilan kita bukanlah apa yang orang lain miliki. Lawan sejati yang telah kau kalahkan adalah dirimu sendiri, bahkan sejak dalam rahim ibumu. Jika ingin membandingkan, bandingkanlah dirimu yang sekarang dengan dirimu yang dulu—itulah ukuran yang sesungguhnya.
Jangan bersedih jika apa yang kau inginkan belum juga tercapai. Allah tahu apa yang terbaik untukmu. Tidak semua yang kau inginkan akan diberikan, dan itu bukan karena Dia tidak menyayangimu. Justru, dalam penundaan dan kekurangan, sering kali tersimpan kasih sayang-Nya yang lebih besar. Ingatlah, semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan. Kelak, semuanya akan ditinggalkan, dan hisabnya bisa jauh lebih berat.
Berhenti mengukur hidupmu dengan standar orang lain. Standar mereka bukanlah takdirmu. Fokuslah pada apa yang ada di depan matamu, pada apa yang Allah berikan hari ini. Syukuri setiap hal kecil yang telah Dia cukupkan untukmu.
Merasa tidak penting? Tidak berarti? Itu hanyalah bisikan pikiran negatifmu. Manusia menilai apa yang terlihat, seperti status atau jabatan, bukan dirimu yang sebenarnya. Penilaian mereka tidak akan membuatmu lebih kaya atau lebih mulia. Bahkan, jika mereka membicarakanmu, itu adalah gibah—dan kau hanya akan mendapatkan pahala dari itu.
Satu-satunya yang benar-benar bisa melukai hatimu adalah dirimu sendiri, ketika kau membiarkan pikiran negatif dan omongan orang lain memengaruhimu. Jadi, bangkitlah. Ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkanmu. Selama kau masih bisa menyebut nama-Nya, itu adalah bukti cinta-Nya yang tak pernah putus.
Hidup ini adalah tentang belajar bersyukur, bukan membandingkan. Tetaplah berjalan dengan hati yang lapang. Kuatkan dirimu dengan terus bersandar pada Allah. Dia tidak pernah berhenti mencukupkanmu, bahkan ketika kau merasa dirimu tidak layak.
Posting Komentar
Posting Komentar