blogefariana

4 Fakta Penelitian Dampak Anak Sering di Pukul

spanking effect of children
www.freepik.com

Reaksi yang paling sering dan masih paling banyak yang dilakukan oleh para orang tua dalam mendisiplikan anak adalah dengan jalan pintas memukul anak. Alih-alih ingin mendisiplinkan dan mengatur perilaku anak yang dianggap buruk, memukul anak malah memberikan banyak efek negatif terhadap tumbuh kembang anak.

Dampak negatif dari pukulan yang diberikan anak telah diteliti oleh ilmuan yang fokus pada isu psikologi keluarga. Berikut 4 fakta penelitian dampak dari anak sering di pukul.

1. Masalah perilaku

Anak yang mendapatkan pukulan atau tamparan akan menunjukkan perilaku yang lebih agresif dan sikap pembangkang. Penelitian yang dilakaukan oleh Okuzuno et al (1)  pada balita dengan kategori balita yang tidak pernah di pukul, kadang-kadang, dan sering menyatakan balita dengan frekuensi sering di pukul menunjukkan salah perilaku yang lebih tinggi. 

Penelitian yang dilakukan pada anak-anak di Amerika serikat menemukan fakta bahwa pukulan memberikan efek samping baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Anak-anak yang pernah dan sering dipukul menunjukkan gangguang psikologis di masa remaja hingga dewasanya seperti mudah depresi dan berfikir bunuh diri, menjadi kasar dan nakal serta mengalami keterasingan yang membawa ke rendahnya tingkah kehidupan ekonominya (Giles-sims J, 1995)

2. Terganggunya Perkembangan Kognitif

efek anak sering di pukul
freepik.com

Perkembangan kognitif adalah perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan berfikir seseorang untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognisi ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang mencirikan seorang anak dengan berbagai minat terutama yang ditujukan pada ide-ide dan kemampuan belajar mengubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Mackenzie (2013) melakukan pengujian pemukulan yang dilakukan oleh ayah dan ibu pada anak-anak usia 3 dan 5 tahun di keluarga prasejahtera di Amerika Serikat, menemukan hasil bahwa pemukulan yang dilakukan terhadap anak menimbulkan resiko perilaku anak yang lebih sudah dikendalikan dan perkembangan kosakata bahasa anak terhambat sehingga sulit memahami keadaan sekitarnya. Hasil ini menunjukkan dampak negatif pukulan terhadap perkembangan perilaku dan kognitif anak dalam sejak lahir hingga usia 9 tahun.

 3. Perkembangan sosial emosional

freepik.com

Memukul adalah salah satu bentuk disiplin anak yang paling umum digunakan oleh orang tua di seluruh dunia. Penelitian terhadap anak-anak di negara-negara berpendapatan tinggi telah menunjukkan bahwa pukulan orang tua ke anak membawa dampak buruk pada anak, namun masih sedikit yang mengetahui bagaimana pukulan berhubungan dengan kesejahteraan anak di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. 

Penelitian yang dilakukan oleh Ferguson (2013) menggunakan data dari 215.885 anak di 62 negara dari putaran keempat dan kelima Survei Cluster Indikator Berganda (MICS) UNICEF untuk menguji hubungan antara pemukulan dan kesejahteraan anak. Dalam sampel internasional yang besar ini, yang mencakup data dari hampir sepertiga negara di dunia, 43% anak-anak pernah dipukul, atau tinggal di rumah di mana ada anak lain yang dipukul, dalam sebulan terakhir. 

Hasil dari model multilevel menunjukkan bahwa laporan pemukulan terhadap anak-anak dalam rumah tangga dikaitkan dengan skor yang lebih rendah pada indeks perkembangan sosial emosional di antara anak-anak berusia 3 dan 4 tahun. Hasil yang ditunjukkan dari 59 negara (95%) memiliki hubungan negatif antara tamparan dan perkembangan Sosio-emosional anak dan 3 negara (5%) memiliki hubungan nihil. Walaupun hubungan antara memukul dan perkembangan sosio-emosional kecil, temuan menunjukkan bahwa memukul mungkin berbahaya bagi anak-anak dalam skala yang lebih global dibandingkan yang diketahui sebelumnya serta memiliki efek jangka panjang saat anak dewasa

4. Dampak pukulan sama dengan kekerasan fisik

Dari studi meta-analisis yang berfokus secara khusus pada pukulan yang dilakukan terhadap total 111 efek yang mewakili 160.927 anak. Tiga belas dari 17 ukuran dampak rata-rata berbeda secara signifikan dari nol dan semuanya menunjukkan adanya hubungan antara pemukulan dan peningkatan risiko dampak buruk pada anak. Besaran efek tidak berbeda secara substansial antara pukulan dan kekerasan fisik atau berdasarkan karakteristik desain penelitian. (Catatan Basis Data PsycINFO menyimpulkan bahwa dampak memukul anak sama dengan dampak saat anak terpapar kekerasan fisik) (Gershoff,2016) 

Ferguson, C. (2013). Spanking, corporal punishment and negative long-term outcomes: a meta-analytic review of longitudinal studies.. Clinical psychology review, 33 1, 196-208 https://doi.org/10.1016/J.CPR.2012.11.002.

Gershoff, E., & Grogan-Kaylor, A. (2016). Spanking and child outcomes: Old controversies and new meta-analyses.. Journal of family psychology : JFP : journal of the Division of Family Psychology of the American Psychological Association, 30 4, 453-69 https://doi.org/10.1037/fam0000191.

Giles-Sims, J., Straus, M., & Sugarman, D. (1995). Child, maternal, and family characteristics associated with spanking. Family Relations, 44, 170. https://doi.org/10.2307/584804.

Mackenzie, M., Nicklas, E., Waldfogel, J., & Brooks-Gunn, J. (2013). Spanking and Child Development Across the First Decade of Life. Pediatrics, 132, e1118 - e1125. https://doi.org/10.1542/peds.2013-1227.

Okuzono, S., Fujiwara, T., Kato, T., & Kawachi, I. (2017). Spanking and subsequent behavioral problems in toddlers: A propensity score-matched, prospective study in Japan.. Child abuse & neglect, 69, 62-71 . https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2017.04.002.


Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar