Doc Pribadi. hari pertama sekolah SD. |
Tahun ajaran baru menjadi awal penuh persiapan bagi orang tua yang anaknya akan masuk SD terkhusus bagi orang tua dengan anak pertama. Pengalaman pertama anak masuk SD tentu butuh banyak informasi apa yang harus dipersiapkan agar pendidikan dasar yang dituju sesuai ekspetasi. Persiapan yang dilakukan sebaiknya tak hanya berupa fisik materi saja, tetapi juga mencakup mental anak. Berikut hal yang kami pengalaman persiapan anak masuk SD yang kami lakukan.
Masa transisi TK - SD
Sejak memasuki semester dua di sekolah taman kanak-kanak kami sudah mulai menginfokan ke anak pertama kami bahwa sebentar lagi ia akan menyelesaikan pendidikannya di taman kanak-kanak. Kami menyadarkan ke anak bahwa pada saat itu usianya sudah enam tahun lebih. Ia bukan lagi seorang murid TK dimana waktu belajarnya adalah sambil bermain.Kami memberikan gambaran bahwa sekolah di SD memiliki seragam yang berbeda dengan di TK, teman baru dan guru baru. Di sekolah SD sudah tidak ada mainan perosotan, ayunan, lego-lego. Selain itu kami mengingatkan akan ada kebiasaan yang harus mulai dilatih ketika sudah mulai sekolah SD .
diantaranya bangun subuh dan melaksanakan shalat subuh setelah itu beres-beres persiapan untuk kesekolah, berlatih meletakkan peralatan sekolah pada tempatnya saat pulang, dan disiplin dengan jadwal waktu belajar juga bermain.
Semua ini bertujuan agar anak siap mental tentang apa yang akan ia hadapi ketika nanti selesai sekolah di taman kanak-kanak dan masuk sekolah dasar. Alhamdulillah setelah masuk SD anak kami sesuai dengan apa yang telah kami soundingkan sebelumnya. Ia terlihat lebih siap dan enjoy menghadapi lingkungan baru yang lebih luas dan beragam di sekolah.
Saat anak masuk Taman kanak-kanak kami sudah menyiapkan dalam tabungan pendidikan. Ini menjadi salah satu program disekolahnya. Hingga selesai TK terkumpul cukup dana untuk masuk SD. Hal ini tentunya akan berlanjut kami lakukan untuk persiapan ia masuk SMP nantinya.
Saya memulai survey beberapa sekolah. Setelah mendapatkan referensi sekolah, maka kami mendiskusikan bersama sekolah mana harus kami pilih untuk anak. Tetapi berhubung kami saat ini tinggal didaerah kampung tidak banyak alternative sekolah yang bisa kami pilih sesuai visi misi kami atau bahkan tidak ada pilihan. Dengan berat hati kami memutuskan memilih sekolah SD negeri paling baik versi kampung kami.
Ekspetasi tentang sekolah pilihanPendidikan disekolah sedikit banyak pastinya meringankan tanggungjawab orang tua dalam mendidik anak. Maksudnya komponen sekolah menjadi dukungan terbaik bagi orang tua dalam pelaksanaan pendidikan. Saat anak bersekolah orang tua dirumah tinggal menyempurnakan apa yang dipelajari di sekolah atau saat anak belajar di rumah sekolah menjadi tempat melengkapi pengetahuan yang kurang dari orang tua. Pendidikan di sekolah dan dirumah saling mendukung, inilah kondisi idealnya menurut kami.
Ketika kondisi ini tidak tercapai maka orang tua perlu menyiapkan rencana dan usaha keras dalam melengkapi pendidikan yang tidak anak dapatkan disekolah. Disinilah PR besar kami, kami keluarga harus lebih bersinergi lagi agar pendidikan yang anak kami dapatkan sesuai ekspetasi kami yaitu baik ilmu dunia dan agamanya
Maka disini saya sebagai ibu mengambil peran lebih serius untuk mengajarkan dan membentuk karakter pribadi muslim yang baik untuk anak saya yang tidak ia dapatkan disekolahnya secara menyeluruh. Tentunya ini juga didukung penuh oleh suami. Maka saya membentuk beberapa program learning by doing dirumah. Tantangannya tentu kami harus terus belajar tentang apa yang harus kami ajarkan ke anak-anak kami.
Ketika selesai mengambil ijazah TK, saya mengajak anak saya berkunjung ke calon Sekolah barunya sebelum masa penerimaan siswa baru. Saya mengajak azam berkeliling sekolah sambil bercerita bahwa nanti ia akan sekolah disini sebagai anak SD, ia tidak akan bertemu lagi dengan bunda guru di sekolah TK, ia akan bertemu dengan teman-teman baru. Sesaat setelah bercerita tersebut azam sempat menolak jika ia tidak ingin punya teman baru. Terlihat sedikit kecemasan diwajahnya. Tetapi saya ke kembali bercerita tentang serunya sekolah di SD.
Saya terus mengajak azam sepanjang proses penerimaan siswa baru. Tujuannya agar ia mulai terbiasa dan familiar dengan lingkungan baru dan wajah baru anak-anak yang dia temui. Setelah itu azam mulai menikmati suasana di sekolah SD
survey sekolah
Kami memiliki visi misi keluarga dalam mendidik anak. Kami cenderung membutuhkan sekolah yang sistem pendidikan belajarnya sejalan dengan prinsip agama yang kami yakini. Ilmu pendidikan dunianya sejalan dan seimbang dengan ilmu pendidikan agamanya. Hal ini bertujuan untuk membantu kami mewujudkan visi misi keluarga tadi. Sekolah dan orang tua dirumah saling berkoordinasi dalam pendidikan anak.Saya memulai survey beberapa sekolah. Setelah mendapatkan referensi sekolah, maka kami mendiskusikan bersama sekolah mana harus kami pilih untuk anak. Tetapi berhubung kami saat ini tinggal didaerah kampung tidak banyak alternative sekolah yang bisa kami pilih sesuai visi misi kami atau bahkan tidak ada pilihan. Dengan berat hati kami memutuskan memilih sekolah SD negeri paling baik versi kampung kami.
Ekspetasi tentang sekolah pilihanPendidikan disekolah sedikit banyak pastinya meringankan tanggungjawab orang tua dalam mendidik anak. Maksudnya komponen sekolah menjadi dukungan terbaik bagi orang tua dalam pelaksanaan pendidikan. Saat anak bersekolah orang tua dirumah tinggal menyempurnakan apa yang dipelajari di sekolah atau saat anak belajar di rumah sekolah menjadi tempat melengkapi pengetahuan yang kurang dari orang tua. Pendidikan di sekolah dan dirumah saling mendukung, inilah kondisi idealnya menurut kami.
Ketika kondisi ini tidak tercapai maka orang tua perlu menyiapkan rencana dan usaha keras dalam melengkapi pendidikan yang tidak anak dapatkan disekolah. Disinilah PR besar kami, kami keluarga harus lebih bersinergi lagi agar pendidikan yang anak kami dapatkan sesuai ekspetasi kami yaitu baik ilmu dunia dan agamanya
Maka disini saya sebagai ibu mengambil peran lebih serius untuk mengajarkan dan membentuk karakter pribadi muslim yang baik untuk anak saya yang tidak ia dapatkan disekolahnya secara menyeluruh. Tentunya ini juga didukung penuh oleh suami. Maka saya membentuk beberapa program learning by doing dirumah. Tantangannya tentu kami harus terus belajar tentang apa yang harus kami ajarkan ke anak-anak kami.
Memperkenalkan sekolah baru
Ketika selesai mengambil ijazah TK, saya mengajak anak saya berkunjung ke calon Sekolah barunya sebelum masa penerimaan siswa baru. Saya mengajak azam berkeliling sekolah sambil bercerita bahwa nanti ia akan sekolah disini sebagai anak SD, ia tidak akan bertemu lagi dengan bunda guru di sekolah TK, ia akan bertemu dengan teman-teman baru. Sesaat setelah bercerita tersebut azam sempat menolak jika ia tidak ingin punya teman baru. Terlihat sedikit kecemasan diwajahnya. Tetapi saya ke kembali bercerita tentang serunya sekolah di SD. Saya terus mengajak azam sepanjang proses penerimaan siswa baru. Tujuannya agar ia mulai terbiasa dan familiar dengan lingkungan baru dan wajah baru anak-anak yang dia temui. Setelah itu azam mulai menikmati suasana di sekolah SD
suasana belajar di kelas 1 SD |
orang tua hadir saat mengantar hari pertama sekolah
Ini tentunya menjadi momen yang menantang untuk azam dimana saat pertama sekali masuk sekolah dengan seragam baru ia melihat sangat banyak sekali siswa disekolahnya. Pemandangan ini tentu berbeda dengan sekolahnya waktu taman kanak-kanak. Disini kami berdua sengaja hadir mengantarkan azam, walau jadwal kerja suami padat dan harus menunda berangkat kerja ke bogor.Hal ini agar azam merasa bahwa kami perhatian dan peduli padanya di masa penting baginya ini.Abinya memberikan motivasi kepada azam bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa nanti aka nada ibu guru yang baik membantunya jadi ia tak perlu takut dan perlu berani saat nanti perkenalan dikelas.
Posting Komentar
Posting Komentar