blogefariana

Pangan sehat dari alam pulau Rupat Provinsi Riau

Saya lahir dan tinggal di sebuah pulau di dekat dataran sumatera sebelum pindah domisili ke bogor jawa barat. Namanya pulau Rupat yang termasuk kedalam gugus pulau di provinsi riau. Kehidupan di pulau terasa lebih nyaman di banding kehidupan dikota perantauan terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Walau sebagian besarnya masih tradisional, tapi kesehatan pangan lebih terjamin. Pangan sehat dari pulau rupat bisa dicari dilingkungan sekitar kita yang terlihat di vidio salah satu sudut rumah saya di kampung

         


Saat tinggal di kota tempat perantauan, saya terasa betul dimana semua bahan pangan harus dibeli. Khususnya untuk bahan makan lauk pauk seperti ikan laut jarang sekali ada yang segar, kecuali ikan peliharaan dari kolam seperti lele, patin. Sedangkan di pulau, sangat mudah untuk mendapatkan bahan pangan segar khususnya ikan laut. 

Di pulau, untuk mendapatkan ikan segar kita bisa menunggu nelayan pulang menjaring ikan atau beli dari penjual ikan yang langsung mengumpul dari nelayan. Harga ikan masih tergolong murah di banding ikan yang di jual dikota. Jenis ikan pun sangat beragam jadi saat asak lebih kaya menu.  Untuk sayuran sendiri, lebih banyak tersedia di kebun atau halaman rumah. Jadi tinggal petik jika ingin makan. 

Sejak pandemi saya berusaha mendokumentasikan kehidupan sederhana dari kampung dengan konsep mengambil bahan pangan dari alam untuk dimasak. Bahan masakan ini saya temui dipekarangan rumah, di pantai, di kebun juga di nelayan.  

Berikut 2 menu memasak bahan pangan dari pulau Rupat.


1. Siput timba 

Siput timba atau bahasa latinnya Nerita Balteata adalah siput laut dengan cangkang bulat yang hidup di bebatuan pinggir pantai. Siput ini adanya hanya musim tertentu sehingga tidak banyak di jual. Tapi jika kita mau mencari, kita bisa menemukkan  di bebatuan tepi pantai. 

Siput timba mampu mengakumulisi karena kadmium, nikel dan timbal di cangkangnya dan tembaga, seng dan besi di jaringan lunaknya sehingga siput timba bisa dijadikan bioindikator logam berat di lingkungannya. Walau demikian siput ini aman di konsumsi tetapi dengan jumlah yang sedikit.

Saya mencari siput timba ini diantara bebatuan tepi pantai saat air mulai pasang seperti vidio dibawah ini. siput timba yang menempel di bebatuan berjumlah hampir ribuan tetapi saya harus memilih yang berukuran besar agar dagingnya lumayan untuk dimakan. 


             

siput timba yang sudah terkumpul saya bawa pulang, kemudian saya cuci bersih untuk dimasak gulai lemak kuning masakan khas melayu. bumbu yang saya gunakan diantaranya bawang merah, bawang putih, kunyit, serai, daun jeruk dan santan kental untuk ½ kg siput timba. Semua bumbu dihaluskan, kemudian ditumis hingga matang lalu masukkan daun dan siput. Setelah tercium aroma wangi, masukkan santan kental masak hingga mendidih.

 cara makan siput timba cukup unik. Kita harus mencongkel isinya dengan jarum atau tusuk gigi agar bisa keluar dair cangkangnya seperti yang saya lakukan di vidio. Rasa kenyal dan gurih siput timba menjadi nikmat saat disantap dengan nasi hangat.

2. Jamur grigit

Jamur grigit atau Schizophylum commune  merupakan jamur pelapuk yang tumbuh secara alami pada pohon kayu yang sudah mati atau bekas limbah oalahan kayu. jamur ini bisa dimakan dan kaya manfaat diantaranya sebagai menurunkan resiko infeksi mikroba karena memiliki sifat antibiotik. jamur grigit mengandung selenium yang tinggi sehingga bisa mencegah kanker.

Waktu saya kecil, nenek sering kali mengajak saya ke kebun karet guna mencari jamur grigit pada musim hujan. kami menelusuri kebun dan mencari pohon karet yang tumbang dan telah mati. jamur grigit biasanya tumbuh saat musim hujan di pohon mati seperti pohon mangga, pohon karet, bambu dan nangka. setelah berlalu hampir 20 tahun saya baru kembali mencicipi jamur ini karena saat pandemi saya balik ke kampung halaman. Saya mendokumentasikan aktivitas memasak dari alam dengan bahan pangan jamur grigit seperti vidio di bawah ini



        

Pada video ini saya panen jamur grigit dari pohon manga yang ditebang oleh ayah saya dan diletakan menumpuk dibawah pohon rambutan dengan daun yang rimbun. Setelah lebih satu bulan, dengan kondisi cuaca yang sering mendung dan pohon mangga terlindung matahari sehingga kondisi lembab, maka jamur grigit tumbuh subur pohon mangga yang sudah mati.

Dengan semangat saya memetik tumpukan koloni jamur grigit untuk segera dimasak. Setelah saya rasa cukup, saya mulai membersihkan jamur grigit dari bekas lapukan pohon yang masih menempel dipangkal jamur. Jamur dibilas hingga benar-benar bersih. Untuk masak kali ini saya memilih menu yang sederhana dan cepat proses masaknya yaitu nasi goreng jamur grigit.

Untuk memasak nasi goreng kampung dengan jamur grigit bumbunya sangat sederhana yaitu irisan bawang merah, bawang putih, daun bawang dan sedikit ikan teri. Semua bahan ditumis termasuk jamur grigit, diaduk hingga matang. Setelah matang masukkan nasi, aduk hingga bumbu semua tercampur rata. Tambahkan garam dan penyedap rasa untuk nasi goreng terasa lebih enak.

Jamur grigit memiliki aroma yang khas seperti bau lembab kayu lapuk. Rasanya pun serupa dengan aromanya. Sedangkan untuk tekstur, Jamur grigit memiliki rasa yang kenyal, berserat dan segar saat di konsumsi.

Jamur grigit cukup popular dikalangan masyarakat pulau Rupat. Namun jamur ini belum ada yang membudidayakan karena masih mudah diperoleh saat musim hujan tiba.

 


Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar